Saturday, October 24, 2009

Dekorasi dengan Teknik Sablon

Salah satu teknik yang populer dalam menghias cake dengan buttercream adalah dengan teknik sablon. Teknik sablon itu menggambar langsung di atas cake dengan bantuan potongan2 gambar.



Berminat? Ikuti petunjuknya di bawah ini.

1) Cari gambar yang akan kita tiru, lalu cetak dua kali. Gambar A: untuk dipotong, Gambar B: untuk panduan.

2) Gambar A dipotong2 seperti puzzle (biasanya saya potongin sedikit2, kalo langsung semua suka lupa pasangan dan tempatnya di mana). Diletakkan di atas cake, lalu kita garisi sekelilingnya dengan tusuk gigi atau tusuk sate bersih. Begitu seterusnya sampai terbentuk gambar lengkap. Lalu mulai kita warnai dengan spuit bintang (untuk bidang yang besar) atau piping bag yang ujungnya dilubangi kecil untuk bidang2 yang sempit dan memiliki sudut. Gunakan Gambar B untuk mengecek bentuk dan warna.

3) Setelah bidang yang kita sablon selesai, lanjutkan dengan membuat border untuk tepi cake dan hiasan lain yang diperlukan (trimit, potongan coklat atau buah, dll).

4) Tips:
  • Supaya polesan BC tidak mudah terangkat karena lengket ke kertas, masukkan dulu cake yang sudah dipoles ke dalam kulkas barang 30 menit supaya mengeras.
  • Jika bagian atas sudah selesai, campurkan semua sisa BC yang senada (misal: kuning muda, kuning tua dan oranye) menjadi satu, aduk rata, lalu pake untuk border. Dengan begitu tidak banyak BC yang terbuang.
  • Jika sulit menghasilkan garis yang tipis, buatkan saja dulu bordernya sesuai dengan lubang piping bag. Lalu poleskan BC yang sewarna dengan bagian isi sehingga menumpuki kelebihan BC hitam yang tidak diinginkan.
5) Kelebihan dari teknik ini antara lain:
- gambar yang kita tiru bisa proporsional & mendekati aslinya karena dikopi bagian demi bagian
- kita bisa bebas bermain warna dan komposisi. Misalnya gambar kuning di gambar Naruto ini, saya memakai 4 gradasi warna kuning: kuning lemon untuk rambut, kuning diberi tetesan orange/ jingga untuk gradasi rambut & jaket, kuning ditetesi warna salem untuk mendapatkan warna kulit, kuning + salem + hitam/abu2 untuk mendapatkan bayangan muka.

6) Kekurangan dari teknik ini:
- pengerjaannya cukup lama sehingga labor cost jadi tinggi
- labor cost tinggi = harga jual lebih mahal

7) Beda dengan teknik Buttercream Transfer

Teknik sablon berbeda dengan BC transfer. BC transfer menggunakan bantuan selembar plastik dan lemari pendingin untuk menghasilkan gambar yang akan ditempelkan ke cake. Karena ada proses membalik gambar, otomatis bidang yang digunakan tidak bisa besar, maksimal sebesar kertas A4 yang muat di lemari pendingin. BC transfer menghasilkan gambar yang datar, tidak memiliki tekstur sementara teknik sablon memiliki tekstur seperti pada lukisan cat minyak.

Bu Fat mengajari saya teknik ini di dalam sebuah mobil dalam perjalanan dari airport Juanda ke rumah Hanna - dlm rangka saat kursus perdana di Surabaya bulan Januari 2009. Memberi contohnya dengan telapak tangan dan jari telunjuk saja. Dasar manjur, meskipun Bu Fat tidak menghadirkan cake dan BC yang sesungguhnya, beliau bisa menjelaskan dengan sangat jelas. Makasih ya Bu.

Paiton, 24 Oktober 2009

Naruto Cake for Fahri's 9th Birthday

Coba lihat gambar di bawah ini. Apakah ini sebuah lukisan?

Tettt, jawaban Anda salah! Hehe, kayak kuis aja. Ini adalah sebuah cake ulang tahun.

Cake ini dipesan oleh salah seorang tetangga. Paling demen deh ngerjakan orderan dari tetangga, soalnya pengiriman cuma makan waktu 5 menit hehe. Nggak pake stress kena guncangan kendaraan atau lubang di jalan.

Cerita sedikit soal pembuatan cake ini. Order dikonfirmasi Jumat siang, untuk dikirim hari Sabtu pukul 7 pagi. Kastamer minta hiasan Naruto. Huah, mefeett waktunya. Telpon hubby, untungnya mau bantuin untuk belanja kekurangan bahan yang tidak ada di rumah: buttercream dan topper. Pas pulang kerja, semua bahan sudah lengkap. Wah, makasih ya Sayang :).

Pas nyari-nyari ide, ketemulah dengan beberapa cake yang menarik di internet. Basic ideanya antara dua ini: wajah Naruto digambar dengan buttercream, atau layer cake ditutup fondant dan diberi topper Naruto. Dua-duanya aku kurang sreg. Cake dua dimensi tidak cukup eye catching untuk dipajang di depan ruangan yang banyak orang. Cake tiga dimensi bakal cantik, tapi aku cuman punya satu topper, nanti cakenya kosong dong. Bikin figurine udah nggak cukup waktu. Sempat mikir, andai punya edible printer udah aku kasih standing edible image yang cantik. Akhirnya aku memutuskan untuk mengiris sebagian dari ujung cake bagian depan, ditata seolah-olah undak2an atau bukit mini. Bidang yang besar digambar dengan teknik sablon, sementara topper dipajang di depan.

Evaluasi: komposisi warna sudah membaik dibanding proyek-proyek sebelumnya tapi border belum sip. Saking asyiknya free hand, waktu diajak mengikuti pola kok tangan ini nggak bisa rapi ya. Untuk pola border, aku mencoba motif baru dengan spuit 48 yang biasa dipakai untuk bikin keranjang, niru dari blog Kitchen Craft. Kok nggak mirip ya, hehe (lha Uni Dewi kok dilawan).

Setelah dikirim dan diperiksa, si bapak berkomentar: mbak, bisa diperbaiki sedikit ya. Ada apa, Pak? Anu, namanya Fahri. Gludaks! Karena malas buka sms, aku jadi salah menulis nama anak yang ultah. Untung bisa dikoreksi dengan cepat. Tapi udah nggak sempat foto ulang, jadi foto2 yang tercantum di sini masih menggunakan nama yang salah.

Ok untuk Fahri, selamat ulang tahun ke-9 ya. Semoga menjadi anak yang sehat, pandai, taat beribadah dan patuh pada guru dan orangtua. Pesan sponsor: semoga senang dengan cakenya :)))
Paiton, 24 Oktober 2009

Note: jika berminat memesan cake semacam ini, silakan hubungi Shirley di dapur.solia@gmail.com atau 0811354270.

Friday, October 16, 2009

Rendang Daging Perdana



Rendang adalah masakan resmi hari raya untuk kakak iparku yang di Jakarta (abang iparku adalah pria Minang so wajar sekali kalo rendang bikinan kakak top banget) dan ibu mertua di Pematang Siantar (di kampung beliau, rendang dimasak dengan santan yang diperas dari buah pohon kelapa milik sendiri, dimasak di atas tungku kayu bakar). Jika makan di warung padang, ketimbang disiram kuah santan aku lebih suka nasi dibubuhi bumbu rendang plus sambel ijo, sayur nangka dan rebusan daun singkong. Hmmm.... rendang memang top!

Memang aku lebih suka baking daripada cooking tapi sekali-kali memasak asyik juga. Apalagi kalo yang dimasak adalah menu kesukaan keluarga. Pilihanku kali ini adalah: rendang daging.
Resep di bawah ini aku contek dari blognya Dewi Anwar (thanks ya Uni). I have complete faith pada resep2 yang disharing oleh para subo NCC karena dari pengalaman rasa tidak pernah mengecewakan.

Proses memasaknya kusengaja menggunakan cara manual tanpa alat (kecuali saat menggiling bumbu karena takut tangan jadi kepanasan kena cabe). Tanpa blender untuk membuat santan, tanpa panci presto. Kayaknya lebih afdol kalau kali pertama dibuat dengan cara manual, biar lebih "menderita" hehehe. Aku perlu waktu 1 jam hanya untuk mengukur kelapa, plus 3 jam untuk mengaduk-aduk rendang sampai santannya mengeluarkan minyak dan mengering. Benar2 labor intensive ya hehe. Wajan nggak pernah kutinggal lama-lama karena takut dagingnya jadi gosong dan lengket ke kuali.

Hasilnya: sekilo rendang daging yang enakk. Memang tidak pedas karena di bumbunya tidak aku masukkan cabe rawit. Hubby dan Naomi sibuk mencuil-cuili rendang ini tiap kali berjalan mendekat ke meja makan. Asisten yang kuminta mencicipi matanya membesar ketika mengunyah sepotong daging rendang. "Enak, Bu."

Buat yang pengen ikut mencoba, silakan lihat resepnya di bawah ini ya. (st)


RENDANG DAGING
:: Resep: Dewi Anwar ::




Bahan2:

1 kg Daging gandik tanpa lemak, potong menjadi 25-28 bagian, cuci bersih dan tiriskan
3 butir Kelapa tua, buat santan kental (2-3 kali perasan dengan air hangat kuku, kira-kira 1800 cc)

Bumbu A - dihaluskan:

20 butir Bawang merah
10 butir Bawang putih
Seibu jari (= 6cm) Jahe
1 ons Cabe merah besar giling
1 sdt Merica putih
Jika suka pedas, tambahkan beberapa buah cabe rawit

Bumbu B:

Seibu jari lengkuas (laos), digeprek
3 batang Sereh, geprek bagian putihnya
3 buah Bunga pekak (bunga lawang, bentuknya seperti bintang)
5 lembar Daun jeruk
3 lembar Daun salam
2 lembar Daun kunyit, disobek2
Paling bagus jika menggunakan bumbu-bumbu yang masih segar, belum kering

Bumbu C - pelengkap:

1 sdm Kelapa serundeng (kelapa diparut memanjang, digongseng tanpa minyak sampai coklat, giling halus sampai keluar minyaknya)
1 sdm (kira2 25 gram) Hati sapi rebus, giling halus --> wajib ada
1 sdm Air asam
2 sdt Garam (atas sesuai selera)
1 sdm Gula (atau sesuai selera)

Cara membuat:

1) Ungkep daging dengan bumbu A (beri air sedikit saja), biarkan hingga air daging keluar. Terus ungkep sampai air kering (gunakan api kecil).

2) Tuang santan, masukkan bumbu B, aduk rata. Aduk santan dengan gerakan menimba hingga mendidih, jaga supaya tidak pecah. Gerakan menimba akan mencegah santan pecah.

Catatan: ketika mulai mengungkep daging, di panci terpisah aku merebus santan dengan api yang kecil sekali. Santan terus diaduk-aduk dan dibubuhi seujung sendok teh garam. Dari pengalaman, santan mentah rawan sekali menjadi kecut. Dengan cara ini rasa santan tidak berubah dan tidak mudah pecah ketika dimasak. Setelah santan mendidih, lanjut ke langkah 2.

3) Kecilkan api, masak hingga santan mengeluarkan minyak (warnanya kuning seperti mentega leleh atau minyak goreng di masakan bali).

4) Masukkan bumbu C termasuk garam dan gula. Cicipi dan koreksi sampai rasanya pas.

5) Masak terus sambil sekali-sekali diaduk supaya tidak lengket sampai rendang berdedak dan berwarna coklat (kira-kira 1 jam untuk 1 kg daging).

Selamat mencoba!

Paiton, 16 Oktober 2009

Wednesday, October 14, 2009

Tips Menggoreng American Risoles (Amris)



Sejak dipopulerkan di milis, varian risoles yang satu ini semakin banyak dikenal orang. Amris menggunakan bahan-bahan kering sehingga tidak mudah basi, bahannya mudah diperoleh di supermarket (meskipun bahan bakunya cukup mahal), dan rasanya lezat.

Untuk urusan menggoreng amris, ada beberapa kendala yang umum kita temui antara lain kulit yang terlalu coklat (tidak kuning keemasan), bungkusnya pecah, atau melembung dan meletus. Tulisan ini adalah rangkuman tips menggoreng amris (dan penganan goreng lain yang menggunakan kulit dan dibungkus telor & tepung panir) yang aku kumpulkan dari berbagai sumber.

Perlengkapan yang diperlukan (versi aku):

1) 1 wajan cekung ukuran besar
2) 1 sutil stainless steel yang besar
3) 1 serok ukuran besar
4) 1 loyang kotak untuk tempat menaruh amris yang sudah digoreng
5) 1 atau 2 buah rak kawat untuk meniriskan minyak dari amris yang sudah jadi
6) 1 wadah penyaring minyak (bentuknya seperti mug stainless steel yang dilengkapi dengan saringan, lihat gambar di bawah)
7) 2 buah jampel (oven glove)
8) 1 buah capit
9) 1 buah tusuk sate bersih



Tenaga untuk mengerjakan: 1 sampai 2 orang

Cara Menggoreng:

1) Siapkan semua peralatan di tempatnya.

2) Tuangkan minyak ke dalam wajan hingga 1/2 tinggi wajan. Nyalakan api kompor dengan nyala sedang.

3) Tes apakah minyak sudah cukup panas dengan memasukkan secuil bahan ke dalam minyak goreng. Jika bahan langsung mendesis, mengembang dan mengeluarkan gelembung, maka minyak sudah cukup panas. Jika minyak masih terlalu dingin, bahan yang dimasukkan akan tenggelam. Minyak yang dingin tidak baik digunakan karena akan terserap ke dalam bahan sehingga makanan menjadi sangat berminyak. Untuk menggoreng risoles, jangan sampai minyak goreng terlalu panas dan berasap karena akan menyebabkan bahan menjadi gosong.

4) Masukkan satu-dua buah risoles terlebih dahulu pada penggorengan pertama guna mendapatkan "feeling" seberapa lama waktu goreng yang diperlukan. Angkat jika risoles sudah menguning (jangan sampai coklat, apalagi coklat tua tua hitam). Lewati langkah ini jika Anda sudah berpengalaman.

5) Masukkan amris sesuai dengan kapasitas wajan. Amris harus cukup terendam supaya warna kedua sisi sama kuningnya, jadi jangan berlebihan.

6) Balik-balik amris secukupnya (satu atau dua kali balik sudah cukup). Jika ada amris yang melembung, tusuk dengan tusuk sate hingga amris kempes kembali.

7) Angkat amris yang sudah menguning dengan bantuan sutil, serok dan capit, tiriskan di atas rak kawat yang ditaruh di atas loyang kotak. Biarkan hingga hangat (agak dingin) sebelum dikemas. Uap air yang terperangkap akan membuat amris cepat rusak.

8) Jika minyak goreng sudah dikotori oleh remahan tepung roti yang gosong (butek), matikan api kompor, angkat wajan dengan bantuan jampel, tuang minyak ke dalam wadah penyaringnya, buang remahan tepung roti ke tempat sampah (dengan bantuan sutil), kembalikan ke atas kompor, nyalakan api dan segera tuang kembali minyak goreng yang sudah disaring. Dalam waktu singkat Anda sudah siap untuk menggoreng lagi.

Tips:
- Selalu gunakan susu untuk membuat adonan kulit supaya lentur, tidak mudah sobek dan yang pasti rasa lebih enak
- Bungkus isian dengan rapat, lebih baik lagi jika dilem dengan putih telur. Amris yang pecah di penggorengan sudah tidak bisa diselamatkan lagi.
- Setelah amris dipanir, masukkan ke dalam chiller selama 1/2 hingga satu jam supaya tepung menempel erat dan tidak mudah rontok
- Amris yang sudah didinginkan jangan langsung dicemplungkan ke minyak panas supaya tidak mudah pecah. Biarkan sebentar hingga lebih mendekati suhu ruangan
- Karena semua bahan amris pada dasarnya sudah kering dan matang, tidak diperlukan waktu terlalu lama untuk menggoreng. Cukup sampai kekuningan langsung angkat. Setelah diangkat warnanya masih akan menjadi gelap sedikit lagi.

Paiton, 14 Oktober 2009

Saturday, October 10, 2009

Opera Cake Perdana



Akhirnya, kesampaian juga untuk bikin opera cake. Aku membeli almond bubuk di Toko Ny Liem Bandung sudah sejak lama tapi baru kali ini ada momen untuk memakainya.

Resep cake diambil dari situs NCC. Sebetulnya ada beberapa pilihan resep internet tapi resep ini yang relatif sederhana dan nggak ribet. Resep2 yang lain panjangnya sampai berhalaman-halaman, ah tidaak! Fokusnya kali ini belajar bikin layer dan finishing yang shiny, variasi rasa menyusul saja.

Tidak ada kesulitan di proses pembuatan base cake. Hanya saja karena aku cuman punya 2 loyang yang identik sementara yang satunya lagi lin ukuran, akhirnya cake harus ditrimming dulu sebelum mulai ditumpuk.

Untuk ganache, aku menggunakan non-dairy cream (bentuk bubuk merek Haan), bukan yang bentuk cair. Soal rasa, ganache-nya top banget, cuman aku masih penasaran karena belum bisa menghasilkan kilap seperti di ganachenya Rina Rinso. Sudah tanya berkali-kali tapi pas giliran bikin sendiri kok kusam ya warnanya. Misteri yang harus dipecahkan :))

Pas selesai ditumpuk, dahiku berkerut. Kok bagian atasnya kusam ya, beda ama di contohnya. Aku coba cari di resep apakah ada minta DCC cair untuk penutup, ternyata nggak ada. Akhirnya aku inisiatif sendiri bikin DCC cair sedikit lalu aku siramkan ke atasnya. Lumayan penampilan agak naik dikit hehe. Nah, sampai di sini aku melakukan sedikit kesalahan. Waktu trimming (motong bagian samping2nya), aku nggak ingat untuk mencelup pisau di air panas. Walhasil waktu pisau aku tekan, coklatnya cracked. Waaaaaaa, jatuh deh penampilannya!

Well, dengan segala kekurangan yang ada cake sampai dengan selamat ke tangan yang berulang tahun. Kebetulan hari itu adalah Batik Day 2 Oktober 2009, jadi seluruh kantor lagi euforia make batik dan berfoto2 sana sini. Si opera kebagian juga satu-dua klik. Nggak ada yang protes masalah penampilan (maklum gretongan jadi suka2 bakul kuenya hehehe). Yang sedikit bikin terharu yang ultah bilang: wah, ini seperti cake yang biasa dibikin (alm.) ibuku kalo ada acara istimewa.


Evaluasi?
1) Punya 3 atau 4 loyang yang identik adalah "harus", karena repot banget menyamakan ketebalan dan sisi2 base cake kalo cetakan loyangnya beda, buang waktu.
2) Ganache harus cukup lembek (seperti nutella) supaya mudah dioleskan ke atas cake. Triknya harus dicari dulu nih.
3) Tambahkan DCC cair untuk disiramkan ke permukaan cake. Ini akan membuat cake jadi mengkilap.
4) Sebaiknya masukkan kulkas dulu sebelum ditrimming supaya cake lebih keras dan mudah diiris.
5) Gunakan pisau yang sudah dicelup di air panas dan dilap kain bersih untuk memotong. Lapisan coklat tidak akan rusak.
6) Karena opera cake ini cukup "berat", potong dalam ukuran kecil untuk disajikan. Bahkan sepotong ukuran 5x5 cm saja terasa mengenyangkan.

Definitely aku akan coba bikin lagi. Tentunya dengan penampilan yang sudah di-upgrade hehe.


Paiton, 10 Oktober 2009
*lg-siap2-sarapan-pecel-bareng-Rizal cs

Friday, October 9, 2009

Steamed Brownies Cake with Cheese Cubes & Cute Toppers for Griselda's Birthday



Orderan kilat dari teman sekantor untuk perayaan ultah putrinya, Griselda Pratita, yang ke-2. Omong2 namanya kalo disingkat jadi "GP". Sepertinya disengaja mirip dengan Motor GP nih ya :))

Sudah lama ingin bereksperimen dengan figurin karakter kartun tapi belum ada kesempatan. Kebetulan sang teman meminta gambar beruang dan Snoopy. Pas nyari ide, tiba-tiba kepikiran Winnie the Pooh kan beruang juga, ya. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengubah desain dari dua dimensi menjadi 3 dimensi.

Untuk cakenya aku mencoba resep brownies kukus keju hasil sharing dari Radin Cake (thanks, Nia). Gundukan kecil untuk panggungnya Winnie dibuat dengan cetakan bentuk setengah bola.



Saat menghias, spuit bintangku ketlisut. Udah dicari ke mana-mana nggak kelihatan (walaupun belakangan ketemu juga, haha maklum bakul kue baru!). Akhirnya dihiaslah tanpa spuit, hanya menggunakan plastik segitiga yang dipotong sedikit ujungnya. Hasilnya seru juga kok.



Soal topper Snoopy, ini aku bikin sendiri dari fondant, niru dari mainan happy mealnya Naomi. Berhubung lokasi jauh dari kota besar, otomatis kesempatan belanja pernak pernik kue dibatasi hanya ketika jalan-jalan ke Malang atau Surabaya. Karena itu aku stock fondant untuk emergency semacam ini. Ini my second figurine (yang pertama dulu adalah "the lovely wife"). Hasilnya lumayan kan walaupun harus disangga karena ternyata Snoopy ini anatomically impossible (kepalanya jauh lebih gede dan berat dan badan dan kakinya).



To Gris, happy birthday ya!

Paiton, 9 Oktober 2009

Wednesday, October 7, 2009

How to Melt Chocolate - Bagaimana Cara Mencairkan Coklat

Jika kita suka baking, maka salah satu kegiatan yang tidak mungkin dihindarkan adalah mencairkan coklat. Coklat yang akan kita cairkan bisa jenis compound maupun jenis couverture. Cake coklat seperti opera cake dan devil's food akan nampak indah ketika dihias dengan ganache dan coklat siram. Sus eclair menjadi kelihatan mewah karena permukaannya dicelupkan ke coklat cair. Sekarang juga semakin banyak homebaker yang membuat kreasi coklat praline, truffle atau candy dengan berbagai warna dan isian.

Nah, sekarang bagaimana mencairkan coklat dengan teknik yang benar? Ada beberapa teknik yang dapat kita pakai untuk mencairkan coklat.

Cara pertama dan sangat populer adalah dengan menggunakan double boiler.

Cara kedua dengan menggunakan microwave (dengan setting panas low). Cara kedua ini memang lebih praktis dan cepat namun beresiko overheating. Menurutku, cara ini baik digunakan untuk membuat ganache atau chocolate filling yang tidak terlalu mempermasalahkan apakah coklat yang dihasilkan akan mengkilap atau tidak.

Cara ketiga adalah dengan menggunakan pemanas elektrik.

Cara keempat adalah dengan menggunakan cairan (susu, air, minuman beralkohol dll) yang dihangatkan lalu dituang ke wadah berisi potongan coklat.

Ada beberapa cara lain yang "tidak resmi" seperti memasukkan potongan coklat ke dalam plastik segitiga lalu dimasukkan ke dalam wadah berisi air hangat atau magic com dan lain sebagainya.

Cara yang paling sering kugunakan adalah dengan double boiler karena seringkali yang aku butuhkan adalah coklat cair yang jika didiamkan akan menjadi shiny. Jangan membayangkan panci double boiler yang canggih, ya. Aku menggunakan wajan teflon berukuran lebar untuk rendamannya dan panci teflon kecil bergagang untuk wadah coklatnya. Ini aku tiru dari VCD-nya Oom Yongki Gunawan. Berikut fotonya.



Ada yang menggunakan wadah pencair coklat yang lebih besar (maksudnya lebih besar daripada wadah yang berisi air) dengan tujuan mencegah ada uap air yang mencemari coklat yang sedang dicairkan sehingga coklatnya menjadi menggumpal. Silakan saja disesuaikan dengan peralatan yang ada.

Langkah-langkah untuk mencairkan dengan teknik double boiler adalah sebagai berikut:

1) Cincang dark cooking chocolate (atau milk cooking chocolate, atau white cooking chocolate; intinya sama tetapi milk & white chocolate meleleh pada suhu yang lebih rendah dari DCC) menjadi potongan kecil-kecil yang seragam (supaya meleleh pada waktu yang bersamaan). Letakkan di wadah stainless steel atau panci teflon kecil (panci A)
2) Siapkan air untuk mengetim, bisa menggunakan panci dadar yang besar atau wajan yang ada sisi datarnya (panci B).
3) Nyalakan kompor, api sedang atau besar. Tunggui, jangan ditinggal.
4) Begitu muncul gelembung pertama di dasar wajan, matikan kompor. Air jangan sampai terlalu mengeluarkan banyak uap. Catatan: bisa juga menggunakan termometer.
5) Letakkan panci A di atas panci B. Aduk2 sedikit, sekedar meratakan coklat. Catatan: jangan berambisi coklat langsung cair pada tahap ini, apalagi sampai menyalakan kompor lagi. Tinggal saja selama 5 menit supaya tidak terasa lama.
6) Setelah 5 menit, aduk lagi. Jika sudah cukup banyak coklat yang mencair (sekitar 80%), angkat panci A dan terus aduk2 sehingga semua coklat mencair.
7) Jika coklat kembali membeku, ulangi dari langkah 3 / 4.

Jika coklat menggumpal, ada beberapa kemungkinan.
1) Suhu terlalu panas.
Untuk mencairkan coklat hanya butuh suhu 40°C, artinya, hanya 3 derajat lebih panas dari suhu badan kita. DCC tidak boleh dipanaskan lebih dari 120 derajat Fahrenheit (= 49 °C) dan MCC / WCC tidak boleh dipanaskan lebih dari 110 derajat Fahrenheit (= 43 °C) karena akan menggumpal.
2) Cincangan coklat tepercik air sebelum cair benar
3) Coklat sudah lama atau tidak disimpan dengan benar (walaupun belum kadaluarsa)

Ini beberapa link yang bisa dibaca (please give credit to http://candy.about.com/)

How to Select Chocolate
How to Store Chocolate
How to Chop Chocolate
How to Melt Chocolate
How to Temper Chocolate (video)
How to Fix Chocolate Mistakes
Temperature Converter

Selamat bermain coklat! (st)

Paiton, 7 Oktober 2009
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...